Home » » saka bahari

saka bahari

Written By Unknown on Monday, January 24, 2011 | 5:43 AM


LAPORAN
ORENTASI DAN PELATIHAN SAKA BAHARI
DI LANTAMAL V SURABAYA
 










Oleh : azid zainuri

MAM 01 KARANGASEM
 paciran – lamongan
2011



KATA PENGANTAR
Bissmillahirrohmanirrohim,
            Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah swt, karena berkat rahmat dan inayahnya saya dapat menyelesaikan hasil laporan orentasi saka bahari di lantamal v surabaya ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kapada nabi muhammad saw, yang menjadi panutan seluruh alam.
            Dalam penulisan laporan ini, saya hanya membahas sekilas tentang pengalaman saya di lantamal v surabaya.
            Adapun tujuan laporan ini yaitu agar teman – teman mengethui pengalaman saya di lantamal v surabaya dan lain debagainya, selain tujuan tersebut juga ada tujuan lain yaitu untuk melaporkan hasil orenasi saka bahari yang di adakan pada tanggal 11-12 januari 2011 di lantamal v surabaya kepada bapak yang membina kami.
            Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurnah, baik isi maupun cara pengungkapannya. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya, untuk itu saya sangat menantikan saran – saran dari bapak yang membina kami waktu di lantamal v surabaya dan teman – teman semua.

Paciran,20 januari 2011












DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………i
Kata pengantar………………………………………………………………….. ii
Daftar isi………………………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN(SELAYANG PANDANG)
A. Kisah Dewa Ruci……………………………………………………. 1
B. Sekilas Tentang KRI Dewa Ruci……………………………………. 7
C. Patung Monjaya………………………………………………………8
BAB II: BAGIAN ISI(CERITA)
Cerita Waktu Pelatihan………………………………………………… 9
BAB III: PENUTUP
A. Pesan Dan Kesan…………………………………………………… 11
B. Kritik Dan Saran…………………………………………………… 11
C. Lampiran…………………………………………………………... 12

BAB I
PENDAHULUAN(selayang pandang)
A.KISAH DEWA RUCI

Cerita tentang  AJARAN DEWA RUCI KEPADA ARYA WREKUDARA/ARYA SENA/BIMA ketika masuk ke dasar samudera guna memenuhi tugas gurunya mencari air penghidupan (Tirtamerta), yang disadur dari bentuk kakawin (tembang) oleh Pujangga Surakarta/Solo, Yosodipuro
lambang saka bahari.jpg
berjudul:"SERAT DEWARUCI KIDUNG" yang disampaikan dalam bentuk macapat, berbahasa halus dan sesuai rumus-rumus tembang, dengan bahasa Kawi, Sanskerta dan Jawa Kuna.

Azid.jpg
Seperti apa kisahnya, maka kami informasikan intisarinya yaitu bahwa pihak kaum Kurawa  dengan nama negeri Amarta,  ingin menjerumuskan pihak Pandawa  di  negeri Astina,(yang sebenarnya adalah:bersaudara) ke dalam kesengsaraan, melalui  perantaraan Guru Durna. Sena yang adalah murid guru Durno diberikan  ajaran: bahwa dalam  mencapai kesempurnaan demi kesucian badan ,maka  diharuskan mengikuti perintah sang Guru untuk mencari air  suci penghidupan ke hutan Tibrasara. Sena yang telah yakin tidak mungkin teritipu dan dibunuh oleh anjuran Gurunya,  tetap berniat pergi mengikuti perintah sang Guru,walaupun  sebenarnya ada niat sang Guru Durno untuk mencelakaannya.
Diceritakan  Pada saat di negeri Amarta ,Prabu Suyudana/raja Mandaraka/prabu Salya sedang membahas bagaimana caranya Pandawa dapat ditipu secara halus agar musnah, sebelum terjadinya perang Baratayuda, bersama dengan Resi Druna, Adipati Karna, Raden Suwirya, Raden Jayasusena, Raden Rikadurjaya, Adipati dari Sindusena, Jayajatra, Patih Sengkuni, Bisma, Dursasana, dan lain-lainnya termasuk para sentana/pembesar andalan lainnya.
Kemudian Durna memberi petunjuk kepada Sena, bahwa jika ia telah menemukan air suci itu ,maka akan berarti dirinya mencapai kesempurnaan, menonjol diantara sesama makhluk,dilindungi ayah-ibu, mulia, berada dalam triloka,akan hidup kekal adanya. Selanjutnya dikatakan, bahwa letak air suci ada di hutan Tibrasara, dibawah Gandawedana, di gunung Candramuka, di dalam gua. Kemudian setelah ia mohon pamit kepada Druna dan prabu Suyudana, lalu keluar dari istana, untuk mohon pamit, mereka semua tersenyum, membayangkan Sena berhasil ditipu dan akan hancur lebur melawan dua raksasa yang tinggal di gua itu, sebagai rasa optimisnya ,untuk sementara merekamerayakan dengan bersuka-ria, pesta makan minum sepuas-puasnya.
Setelah sampai di gua gunung Candramuka, air  yang dicari ternyata tidak ada, lalu gua disekitarnya diobrak-abrik. Raksasa Rukmuka dan Rukmakala yang berada di gua terkejut, marah dan mendatangi Sena. Namun walau telah dijelaskan niat kedatangannya, kedua raksasa itu karena merasa terganggu akibat ulah Sena, tetap saja mengamuk. Terjadi perkelahian .......Namun dalam perkelahian  dua Raksaksa tersebut  kalah, ditendang, dibanting ke atas batu dan meledak hancur lebur. Kemudian Sena mengamuk dan mengobrak-abrik lagi sampai lelah,dalam hatinya ia  bersedih hati dan berfikir bagaimana mendapatkan   air suci tersebut.Karena kelelahan,kemudian ia berdiri dibawah pohon beringin.
Tak lama kemudian, Sena mendengar suara tak berwujud :  "Wahai cucuku yang sedang bersedih,enkau  mencari tidak menjumpai, engkau tidak mendapat bimbingan yang nyata, tentang tempat benda yang kau cari itu, sungguh menderita dirimu".  Diceritakan saat Sena sudah pasrah..... suara itu  yang ternyata adalah  dua dewa, Sang Hyang Endra dan Batara Bayu, yang  memberitahu bahwa dua  raksasa yang dibunuh Sena,ternyata memang  sedang dihukum Hyang Guru. Lalu dikatakan juga agar untuk mencari air kehidupan, Sena di perintahkan agar kembali ke Astina.Perintah inipun dituruti lagi.........
Setibanya di serambi Astina, saat lengkap dihadiri Resi Druna, Bisma, Suyudana, Patih Sangkuni, Sindukala, Surangkala, Kuwirya Rikadurjaya, Jayasusena, lengkap bala Kurawa, dan lain-lainnya, terkejut....!  atas kedatangan Sena. Ia memberi laporan tentang perjalannya dan dijawab oleh Sang Druna :bahwa ia  sebenarnya hanya diuji, sebab tempat air yang dicari, sebenarnya ada  di tengah samudera. Suyudana juga membantu bicara untuk meyakinkan Sena. 
Karena tekad yang kuat maka Senapun  lalu ia pergi lagi....., yang sebelumnya ia sempat mampir dahulu ke Ngamarta.(tempat para kerabatnya berada)
Sementara itu  di Astina keluarga Sena ynag mengetahui tipudaya pihak Kurawa mengirim surat kepada prabu Harimurti/Kresna di Dwarawati, yang dengan tergesa-gesa bersama bala pasukan datang ke Ngamarta. Setelah menerima penjelasan dari Darmaputra, Kresna mengatakan bahwa janganlah Pandawa bersedih, sebab tipu daya para Kurawa akan mendapat balasan dengan jatuhnya bencana dari dewata yang agung.
Ketika sedang asyik berbincang-bincang, datanglah Sena, yang membuat para Pandawa termasuk Pancawala, Sumbadra, Retna Drupadi dan Srikandi, dan lain-lainnya, senang dan akan mengadakan pesta. Namun tidak disangka, karena Sena ternyata melaporkan bahwa ia akan meneruskan pencarian air suci itu, yaitu ke tengah samudera. Nasehat dan tangisan, termasuk tangisan semua sentana laki-laki dan perempuan, tidak membuatnya mundur.
Sena berangkat pergi, tanpa rasa takut keluar masuk hutan, naik turun gunung, yang akhirnya tiba di tepi laut. Sang ombak bergulung-gulung menggempur batu karang bagaikan menyambut dan tampak kasihan kepada yang baru datang, bahwa ia di tipu agar masuk ke dalam samudera, topan datang juga riuh menggelegar, seakan mengatakan bahwa Druna memberi petunjuk sesat dan tidak benar.
Bagi Sena, lebih baik mati dari pada pulang menentang sang Maharesi, walaupun ia tidak mampu masuk ke dalam air, ke dasar samudera. Maka akhirnya ia berpasrah diri, tidak merasa takut, sakit dan mati memang sudah kehendak dewata yang agung, karena sudah menyatakan kesanggupan kepada Druna dan prabu Kurupati, dalam mencari Tirta Kamandanu, masuk ke dalam samudera.
Dengan suka cita ia lama memandang laut dan keindahan isi laut, kesedihan sudah terkikis, menerawang tanpa batas, lalu ia memusatkan perhatian tanpa memikirkan marabahaya, dengan semangat yang menyala-nyala mencebur ke laut, tampak kegembiraannya, dan tak lupa digunakannya ilmu Jalasengara, agar air menyibak.
Alkisah ada naga sebesar segara anakan, pemangsa ikan di laut, wajah liar dan ganas, berbisa sangat mematikan, mulut bagai gua, taring tajam bercahaya, melilit Sena sampai hanya tertinggal lehernya, menyemburkan bisa bagai air hujan. Sena bingung dan mengira cepat mati, tapi saat lelah tak kuasa meronta, ia teringat segera menikamkan kukunya, kuku Pancanaka, menancap di badan naga, darah memancar deras, naga besar itu mati, seisi laut bergembira.
dewaruci1.jpg 
(12409 bytes)
Sementara itu Pandawa bersedih hati dan menangis memohon penuh iba, kepada prabu Kresna. Lalu dikatakan oleh Kresna, bahwa Sena tidak akan meninggal dunia, bahkan mendapatkan pahala dari dewata yang nanti akan datang dengan kesucian, memperoleh cinta kemuliaan dari Hyang Suksma Kawekas, diijinkan berganti diri menjadi batara yang berhasil menatap dengan hening. Para saudaranya tidak perlu sedih dan cemas.
Kembali dikisahkan Sang Wrekudara yang masih di samudera, ia bertemu dengan dewa berambut panjang, seperti anak kecil bermain-main di atas laut, bernama Dewa Ruci. Lalu ia berbicara :"Sena apa kerjamu, apa tujuanmu, tinggal di laut, semua serba tidak ada tak ada yang dapat di makan, tidak ada makanan, dan tidak ada pakaian. Hanya ada daun kering yang tertiup angin, jatuh didepanku, itu yang saya makan". Dikatakan pula :"Wahai Wrekudara, segera datang ke sini, banyak rintangannya, jika tidak mati-matian tentu tak akan dapat sampai di tempat ini, segalanya serba sepi. Tidak terang dan pikiranmu memaksa, dirimu tidak sayang untuk mati, memang benar, disini tidak mungkin ditemukan".
"Kau pun keturunan Sang Hyang Pramesthi, Hyang Girinata, kau keturunan dari Sang Hyang Brama asal dari para raja, ayahmu pun keturunan dari Brama, menyebarkan para raja, ibumu Dewi Kunthi, yang memiliki keturunan, yaitu sang Hyang Wisnu Murti. Hanya berputra tiga dengan ayahmu, Yudistira sebagai anak sulung, yang kedua dirimu, sebagai penengah adalah Dananjaya, yang dua anak lain dari keturunan dengan Madrim, genaplah Pandawa, kedatanganmu disini pun juga atas petunjuk Dhang Hyang Druna untuk mencari air Penghidupan berupa air jernih, karena gurumu yang memberi petunjuk, itulah yang kau laksanakan, maka orang yang bertapa sulit menikmati hidupnya", lanjut Dewa Ruci.
Kemudian dikatakan :"Jangan pergi bila belum jelas maksudnya, jangan makan bila belum tahu rasa yang dimakan, janganlah berpakaian bila belum tahu nama pakaianmu. Kau bisa tahu dari bertanya, dan dengan meniru juga, jadi dengan dilaksanakan, demikian dalam hidup, ada orang bodoh dari gunung akan membeli emas, oleh tukang emas diberi kertas kuning dikira emas mulia. Demikian pula orang berguru, bila belum paham, akan tempat yang harus disembah".
Wrekudara masuk tubuh Dewa Ruci menerima ajaran tentang Kenyataan
"Segeralah kemari Wrekudara, masuklah ke dalam tubuhku", kata Dewa Ruci. Sambil tertawa sena bertanya :"Tuan ini bertubuh kecil, saya bertubuh besar, dari mana jalanku masuk, kelingking pun tidak mungkin masuk".Dewa Ruci tersenyum dan berkata lirih:"besar mana dirimu dengan dunia ini, semua isi dunia, hutan dengan gunung, samudera dengan semua isinya, tak sarat masuk ke dalam tubuhku".
Atas petunjuk Dewa Ruci, Sena masuk ke dalam tubuhnya melalui telinga kiri. Dan tampaklah laut luas tanpa tepi, langit luas, tak tahu mana utara dan selatan, tidak tahu timur dan barat, bawah dan atas, depan dan belakang. Kemudian, terang, tampaklah Dewa Ruci, memancarkan sinar, dan diketahui lah arah, lalu matahari, nyaman rasa hati.
Ada empat macam benda yang tampak oleh Sena, yaitu hitam, merah kuning dan putih. Lalu berkatalah Dewa Ruci:"Yang pertama kau lihat cahaya, menyala tidak tahu namanya, Pancamaya itu, sesungguhnya ada di dalam hatimu, yang memimpin dirimu, maksudnya hati, disebut muka sifat, yang menuntun kepada sifat lebih, merupakan hakikat sifat itu sendiri. Lekas pulang jangan berjalan, selidikilah rupa itu jangan ragu, untuk hati tinggal, mata hati itulah, menandai pada hakikatmu, sedangkan yang berwarna merah, hitam, kuning dan putih, itu adalah penghalang hati.
Yang hitam kerjanya marah terhadap segala hal, murka, yang menghalangi dan menutupi tindakan yang baik. Yang merah menunjukkan nafsu yang baik, segala keinginan keluar dari situ, panas hati, menutupi hati yang sadar kepada kewaspadaan. Yang kuning hanya suka merusak. Sedangkan yang putih berarti nyata, hati yang tenang suci tanpa berpikiran ini dan itu, perwira dalam kedamaian. Sehingga hitam, merah dan kuning adalah penghalang pikiran dan kehendak yang abadi, persatuan Suksma Mulia.
Lalu Wrekudara melihat, cahaya memancar berkilat, berpelangi melengkung, bentuk zat yang dicari, apakah gerangan itu ?! Menurut Dewa Ruci, itu bukan yang dicari (air suci), yang dilihat itu yang tampak berkilat cahayanya, memancar bernyala-nyala, yang menguasai segala hal, tanpa bentuk dan tanpa warna, tidak berwujud dan tidak tampak, tanpa tempat tinggal, hanya terdapat pada orang-orang yang awas, hanya berupa firasat di dunia ini, dipegang tidak dapat, adalah Pramana, yang menyatu dengan diri tetapi tidak ikut merasakan gembira dan prihatin, bertempat tinggal di tubuh, tidak ikut makan dan minum, tidak ikut merasakan sakit dan menderita, jika berpisah dari tempatnya, raga yang tinggal, badan tanpa daya. Itulah yang mampu merasakan penderitaannya, dihidupi oleh suksma, ialah yang berhak menikmati hidup, mengakui rahasia zat.
Kehidupan Pramana dihidupi oleh suksma yang menguasai segalanya, Pramana bila mati ikut lesu, namun bila hilang, kehidupan suksma ada. Sirna itulah yang ditemui, kehidupan suksma yang sesungguhnya, Pramana Anresandani.
Jika ingin mempelajari dan sudah didapatkan, jangan punya kegemaran, bersungguh-sungguh dan waspada dalam segala tingkah laku, jangan bicara gaduh, jangan bicarakan hal ini secara sembunyi-sembunyi, tapi lekaslah mengalah jika berselisih, jangan memanjakan diri, jangan lekat dengan nafsu kehidupan tapi kuasailah.
Tentang keinginan untuk mati agar tidak mengantuk dan tidak lapar, tidak mengalami hambatan dan kesulitan, tidak sakit, hanya enak dan bermanfaat, peganglah dalam pemusatan pikiran, disimpan dalam buana, keberadaannya melekat pada diri, menyatu padu dan sudah menjadi kawan akrab.
Sedangkan Suksma Sejati, ada pada diri manusia, tak dapat dipisahkan, tak berbeda dengan kedatangannya waktu dahulu, menyatu dengan kesejahteraan dunia, mendapat anugerah yang benar, persatuan manusia/kawula dan pencipta/Gusti. Manusia bagaikan wayang, Dalang yang memainkan segala gerak gerik dan berkuasa antara perpaduan kehendak, dunia merupakan panggungnya, layar yang digunakan untuk memainkan panggungnya.
Penerima ajaran dan nasehat ini tidak boleh menyombongkan diri, hayati dengan sungguh-sungguh, karena nasehat merupakan benih. Namun jika ditemui ajaran misalnya kacang kedelai disebar di bebatuan tanpa tanah tentu tidak akan dapat tumbuh, maka jika manusia bijaksana, tinggalkan dan hilangkan, agar menjadi jelas penglihatan sukma, rupa dan suara.
Hyang Luhur menjadi badan Sukma Jernih, segala tingkah laku akan menjadi satu, sudah menjadi diri sendiri, dimana setiap gerak tentu juga merupakan kehendak manusia, terkabul itu namanya, akan segala keinginan, semua sudah ada pada manusia, semua jagad ini karena diri manusia, dalam segala janji janganlah ingkar.
Jika sudah paham akan segala tanggung jawab, rahasiakan dan tutupilah. Yang terbaik, untuk disini dan untuk disana juga, bagaikan mati di dalam hidup, bagaikan hidup dalam mati, hidup abadi selamanya, yang mati itu juga. Badan hanya sekedar melaksanakan secara lahir, yaitu yang menuju pada nafsu.
Wrekudara setelah mendengar perkataan Dewa Ruci, hatinya terang benderang, menerima dengan suka hati, dalam hati mengharap mendapatkan anugerah wahyu sesungguhnya. Dan kemudian dikatakan oleh Dewa Ruci :"Sena ketahuilah olehmu, yang kau kerjakan, tidak ada ilmu yang didatangkan, semua sudah kau kuasai, tak ada lagi yang dicari, kesaktian, kepandaian dan keperkasaan, karena kesungguhan hati ialah dalam cara melaksanakan.
Dewa Ruci selesai menyampaikan ajarannya, Wrekudara tidak bingung dan semua sudah dipahami, lalu kembali ke alam kemanusiaan, gembira hatinya, hilanglah kekalutan hatinya, dan Dewa Ruci telah  sirna dari mata, 
Wrekudara lalu mengingat, banyak yang didengarnya tentang tingkah para Pertapa yang berpikiran salah, mengira sudah benar, akhirnya tak berdaya, dililit oleh penerapannya, seperti mengharapkan kemuliaan, namun  akhirnya tersesat dan terjerumus. 
Bertapa tanpa ilmu, tentu tidak akan berhasil, kematian seolah dipaksakan, melalui kepertapaannya, mengira  dapat mencapai kesempurnaan dengan cara bertapa tanpa petunjuk, tanpa pedoman berguru, mengosongkanan pikiran, belum tentu akan mendapatkan petunjuk yang nyata. Tingkah seenaknya, bertapa dengan merusak tubuh dalam mencapai kamuksan, bahkan gagallah bertapanya itu. 
Guru yang benar, mengangkat murid/cantrik, jika memberi ajaran tidak jauh tempat duduknya, cantrik sebagai sahabatnya, lepas dari pemikiran batinnya, mengajarkan wahyu yang diperoleh. Inilah keutamaan bagi keduanya.
Tingkah manusia hidup usahakan dapat seperti wayang yang dimainkan di atas panggung, di balik layar ia digerak-gerakkan, banyak hiasan yang dipasang, berlampu panggung matahari dan rembulan, dengan layarnya alam yang sepi, yang melihat adalah pikiran, bumi sebagai tempat berpijak, wayang tegak ditopang orang yang menyaksikan, gerak dan diamnya dimainkan oleh Dalang, disuarakan bila harus berkata-kata, bahwa itu dari Dalang yang berada dibalik layar, bagaikan api dalam kayu, berderit oleh tiupan angin, kayu hangus mengeluarkan asap, sebentar kemudian mengeluarkan api yang berasal dari kayu, ketahuilah asal mulanya, semuanya yang tergetar, oleh perlindungan jati manusia, yang  yang kemudian  sebagai rahasia..
B. SEKILAS TENTANG KRI DEWA RUCI

KRI Dewaruci adalah kapal latih bagi taruna/kadet Akademi Angkatan Laut, TNI Angkatan Laut. Kapal ini berbasis di Surabaya dan merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Nama kapal ini diambil dari nama dewa dalam kisah pewayangan Jawa, yaitu Dewa Ruci.
Kapal berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dari kelas Barquentine ini dibangun di H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman dan merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi produk galangan kapal itu pada 1952 yang masih laik layar dari tiga yang pernah diproduksi. Pembuatan kapal ini dimulai pada tahun 1932, namun terhenti karena saat Perang Dunia II galangan kapal pembuatnya rusak parah. Kapal tersebut akhirnya selesai dibuat pada tahun 1952 dan diresmikan pada tahun 1953.
Dewaruci dibuat pada tahun 1952 oleh H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman Barat, pertama diluncurkan pada tanggal 24 Januari 1953, dan pada bulan Juli nya dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI. Setelah itu KRI Dewaruci yang berpangkalan di Surabaya, ditugaskan sebagai kapal latih yang melayari kepulauan Indonesia dan juga ke luar negeri.
C. PATUNG MONJAYA
Tak kalah dengan New York yang memilki kebanggaan Patung Liberty, Surabaya punya Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya). Patung ini pun disebut – sebut tertinggi kedua di dunia setelah Patung Liberty yang berada di mulut pelabuhan New York, dengan ketinggian 85 meter. Hmm…penasaran, pengen tau apa aja yang bisa kita lihat di sana?
Monumen dengan ketinggian 31 meter ini berdiri di atas bangunan setinggi 29 meter sehingga jumlah keseluruhannya ialah 60 meter, bukan hanya sekedar sebagai pemanis aja loh. Tapi Patung itu juga berfungsi sebagai mercusuar pemandu bagi kapal – kapal yang melintas di laut sekitarnya. Monjaya dibangun sejak 1990 dengan biaya Rp. 27 Milyar. Sang Kolonel itu berangka baja dan berkulit tembaga, dirancang oleh pematung kenamaan asal Bandung, Nyoman Nuarta.Tubuh patung itu dicetak di bengkelnya di Bandung dalam bentuk potongan – potongan modul. Setelah komplet, baru kemudian dibawa ke Surabaya dan disambung – sambung. Dibanding dengan kepala Patung Liberty, Monjaya hanya 6 meter lebih pendek. Tapi karena tangan Liberty itu terangkat, rekornya jadi jauh lebih besar. Andai saja tangan sang Kolonel terangkat, apalagi pedangnya diacungkan ke atas, bisa jadi rekor Patung Liberty akan tumbang, Monumen ini diresmikan bertepatan dengan Hari Armada RI, 5 Desember 1996 oleh Soeharto, Presiden RI ke – 2. Pendirian Monumen ini sendiri digagas Laksamana TNI Muhammad Arifin, Kepala Staf TNI Angkatan Laut pada waktu itu, diharapkan dapat menambah semaraknya daerah Ujung Surabaya.








BAB II
BAGIAN ISI(cerita)
CERITA WAKTU PELATIHAN
            Pada hari selasa tepatnya tsnggal 11-12 januari 2011 kami dari pondok karangasem paciran lamongan pergi ke lantamal v Surabaya untuk pelatihan dan orentasi. Waktu sebelum berangkat kami dikarangtina di rumahnya Bapak Ramlan karena agar pergi ke lantamal v dengan tepat waktu, ketika di rumah bapak ramlan kami di beri pengarahan lalu kami pun tidur sekitar jam 11 malam.
Subuh di kumandangkan, kami pun terbangun dalam kelelapan yang hening tetapi kami tetap membuka mata kami untuk bergegas shalat subuh dan bersiap – siap berangkat. Tepatnya jam 05.00 pagi bis armada yang kami tumpangi telah datang sehingga kami merasa senang karena kami sudah saat – saat ini.
            Jam 07.00 kurang 10 menit kami sampai tujuan, rasanya agak pegal karena Bis yang kami tumpangi tidak muat sehingga sebagian dari kami harus berdiri, tetapi karena kami di sana di sambut dengan baik kami menjadi semangat kembali. Sebelulm kami berangkat kami di beri pengarahan oleh Bapak Musthofa, Fugu, dan Bapak Imam. Kami sebelum upacara pembukaan, kami di beri ilmu sedikit oleh bapak muhadi yaitu tentang cara membenahkan tali sepatu yang baik setelah itu kami makan pagi agar tenaga terisi kemudian kami upacara pembukaan tepat jam 10.00.
            Kegiatan setelah upacara pembukaan, materi yang pertama yaitu pengenalan tentang saka bahari, kami di beri pengetahuan secara detail mulai dari krida saka bahari yang memiliki 4 krida juga memberi tahu tugas tiap – tiap krida tersebut. materi yang kedua yaitu tentang bela Negara, dari materi tersebut mengingatkan kepada kami bahwa Negara kita harus di jaga semaksimal mungkin agar Negara kita damai dan abadi seperti yang tertuang dalam UUD 1945 dan pancasila.
            Setelah materi kedua kami istirahat untuk shalat dhuhur berjamaah, jam 13.00 kami di kumpulkan untuk makan siang, pada saat makan siang ada kejadian yang langkah karena dari seorang teman kami yang bernama Anas tiba – tiba di hukum akibat dia tidak makan bersama – sama.
Hari mulai panas, kami setalah makan siang di kumpulkan di ruang yang sejuk sehingga sebagian dari kami terlelap dalam mimpi yang waktu itu kami di beri materi Bapak Muhadi yang wajahnya bisa seram dan juga bisa lucu, agar tidak mengantuk bapak muhadi member kami permainan dan yel – yel yang lucu, di antaranya yaitu lagu cita – citaku, mars saka bahari. Selain itu ada lagu yang mengisahkan seorang pemuda dalam perang sampit bunyinya ini. “mambo… o…o…. alang – alang limadue adueda aduedo repah – repah manahe 2x, yi… ha 2x, josss…..” dalam canda dan tawa ada salah satu di antara teman kami ada yang di beri hadiah ale – ale.
Hari tidak terasa sudah sore, ashar telah tiba kemudian kami pun sholat berjamaah, setelah shalat berjamaah bapak muhadi membariskan kami untuk latihan PBB. Pada latihan tersebut Bapak Muhadi memberikan cara berbaris yang baik, lapor yang baik, bubar barisan yang kompak. Saat matahari mulai terbenam bapak muhadi menyelesaikan materi tersebut untuk foto bersama kemudian istirahat sampai isya`.
Malam – malam jam 20.00 kami di kumpulkan untuk materi navigasi dan prajurit malam tetapi sayang materi yang navigasi tidak jadi di ajarkan sehingga khususnya saya sangat kecewa. Namun kekecewaan tersebut hilang karena prajurit malam segera di berangkatkan, sebelum di berangkatkan kami di beri sandi oleh Bapak Muhadi yang berbunyi “ telah di ketemukan mayat yanti, mati bunuh diri, lompat ke jurang, mata melotot, lidah menjulur keluar, usus terburai, segera dikirim kertamerta” kami pun di berangkatkan. Pada saat giliran saya dan kelompok saya, kami merasa dek – dekan pada di pos pertama, namun setalah sampai di pos pertama ternyata kami hanya di suruh untuk mengulangi kata sandi yang di berikan bapak muhadi, setelah itu kami baru di berikan kata sandi lagi yang berbunyi “ bilang kapas di jawab padi, bilang dekdada di jawab dadadek dan jika di tembak 1x dib alas 2x” dan kami mulai berangkat ke pos berikutnya, waktu di tengah perjalanan kami di takut – takuti oleh penjaga pos yang berpenampilan seram tetapi kami tidak takut karena kami sudah biasa dengan hal tersebut. Sampai di akhir pos kami di suruh cuci muka lalu kami di suruh tidur namun kami harus kumpul dahulu karena Pak Ramlan mahu berbicara sesuatu, selasai pak ramlan berbicara kami lalu tidur agar tenaga kembali fit.
Pagi telah tiba, tanggal 12 pelithan selesai dan kami pada jam 09.00 kami di kukuhkan sebagai anggota saka bahari, kami senang sekali apa lagi saya yang di percaya untuk menjalankan tugas sebagai ketua krida reksa bahari. Setalah pengukuhan kami tour bersama bapak angkatan laut ke KRI dewa ruci, di ditu kami merasa bangga bisa menaiki kapal yang bersejarah serta kapal yang tertua di dunia itu. Setelah ke KRI dewa ruci kami melanjutkan perjalanan ke patung monjaya, patung yang panjangnya 60 meter serta merupakan patung tertinggi ke dua sedunia. Habis di patung monjaya kami pergi ke planetarium, di sana kami melihat berbagai benda bersejarah dan melihat berbagai macam bintang. Kami merasa lelah kemudian kami makan siang bersama – sama, setelah itu kami lalu pulang sekitar jam 19.00

BAB III:
PENUTUP
A.PESAN DAN KESAN
            kami di lantamal v Surabaya merasa senang sekali, kesan yang paling saya senangi yaitu ketika naik KRI dewa ruci, dan permainan rantamtam. Tetapi ada yang saya kecewakan yaitu pada materi navigasi, materi yang ku tunggu – tunggu ternyata tidak jadi di sampaikan padahal saya senang dengan materi tersebut karena saya suka dengan matematika.
            Pasan saya di sana adalah supaya bapak muhadi tidak mengajarkan pembicaraan yang kotor, meski kami mengerti pembicaraan tersebut agar kami menjadi berani tetapi dapat menyebabkan kami bisa meniru pembicaraan tersebut karena biasanya anak mudah sekarang aneh yaitu jika ada kebaikan jarang yang melakukannya tetapi pada waktu kejahatan kebanyakan anak mudah sekarang mala mengikutinya.
B.KRITIK DAN SARAN
            saya pribadi hanya bersaran sebagai halnya di pasan dan kesan saya. Semoga lantamal v Surabaya tetap jaya “jaya vesva jaya mahe”
terimakasih bapak lantamal v Surabaya yang sudah banyak melatih saya untuk disiplin.

















C.LAMPIRAN
 

















c.1 foto bersama di markas lantamal v surabaya








 










c.2 foto saya ketika di KRI dewa ruci
c.3 foto kapal milik angkatan laut



Mars saka bahari

Inilah inilah inilah
Inilah semboyan kita
Berani jujur tegas jalasveva jayamahe
Justru di lautan kita jaya
Jaleshu bhumyamca jayamahe
Jaleshu bhumyamca jayamahe
Di darat dilaut di udara kita jaya
Pembela pancasila

Maju majulah maju
Hai , saka bahari
Pramuka masa kini
Pantang mundur
Mati sudah umur
Hei ,bahari pandu laut – pandu laut
Lambangnya tunas jangkar…..
Dibawalah ke samudra
Sampai tua bangka bahari jaya



Cik cik cikbum slsbim bombai 2x
Alabio alabao alabim bombai 2x
Wir wiriowir wiryo susumosu sumo 2x
Dum dumcek dum dum cek 5x
Akhirnya ke laut…………………

Cita – cita ku

Dulu …
Aku bercita cita
Menjadi seorang pramuka
Gagah perkasa penuh wiba…wa
Tunaikan tugas yang mulia

Kini aku sedang di tempah
Dalam kawah candra dimuka
Lupa sanak lupa saudara
Lupa saja sementara

Aku tahan rasa sakit
agar tidak masuk rumah sakit
aku tahan menderita
tapi hati ku gembira

gembira
gembira
selama nya……


hatiku senang

disini senang
disana senang
dimana-mana hati ku senang

disini senang
disana senang
dimana-mana hati ku senang

lalalalalala………
lalalalalala………

di sin sen
di san sen
di man-man hathat sen

di sin sen
di san sen
di man-man hathat sen

tangan di lambai-lambai
pinggul di goyang-goyang
kaki di hentak-hentak
putar badan
tangan di lambai-lambai
pinggul di goyang-goyang
kaki di hentak-hentak
putar badan



Share this article :

0 comments:

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. the matic and tecnologi zainuri 3 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger